Jenis-Jenis Shot, Sudut, dan Gerakan Kamera
JENIS-JENIS
SHOT
CU (Close
Up)
Shot yang menampilkan dari batas bahu sampai atas kepala.
Shot yang menampilkan dari batas bahu sampai atas kepala.
MCU (Medium
Close Up)
Shot yang menampilkan sebatas dada sampai atas kepala.
Shot yang menampilkan sebatas dada sampai atas kepala.
BCU (Big
Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tubuh atau benda tertentu sehingga tampak besar. Misal : wajah manusia sebatas dagu sampai dahi.
Shot yang menampilkan bagian tubuh atau benda tertentu sehingga tampak besar. Misal : wajah manusia sebatas dagu sampai dahi.
ECU (Extrime
Close Up)
Shot yang menampilkan detail obyek. Misalnya mata, hidung, atau telinga.
Shot yang menampilkan detail obyek. Misalnya mata, hidung, atau telinga.
MS (Medium
Shot)
Shot yang menampilkan sebatas pinggang sampai atas kepala.
Shot yang menampilkan sebatas pinggang sampai atas kepala.
TS (Total
Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan obyek.
Shot yang menampilkan keseluruhan obyek.
ES
(Establish Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan pemandangan atau suatu tempat untuk memberi orientasi tempat di mana peristiwa atau adegan itu terjadi.
Shot yang menampilkan keseluruhan pemandangan atau suatu tempat untuk memberi orientasi tempat di mana peristiwa atau adegan itu terjadi.
Two Shot
Shot yang menampilkan dua orang.
Shot yang menampilkan dua orang.
OSS (Over
Shoulder Shot)
Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu pelaku, dan bahu si pelaku tampak atau kelihatan dalam frame. Obyek utama tampak menghadap kamera dengan latar depan bahu lawan main.
Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu pelaku, dan bahu si pelaku tampak atau kelihatan dalam frame. Obyek utama tampak menghadap kamera dengan latar depan bahu lawan main.
SUDUT
PENGAMBILAN KAMERA
High Angle
(Bird eye view)
Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil.
Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil.
Normal Angle
Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata obyek yang diambil.
Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata obyek yang diambil.
Low Angle
(Frog eye view)
Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang diambil.
Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang diambil.
Obyektive
Kamera
Tehnik pengambilan di mana kamera menyajikan sesuai dengan kenyataannya.
Tehnik pengambilan di mana kamera menyajikan sesuai dengan kenyataannya.
Subyektive
Kamera
Tehnik pengambilan di mana kamera berusaha melibatkan penonton dalam peristiwa. Seolah-olah lensa kamera sebagai mata si penonton atau salah satu pelaku dalam adegan.
Tehnik pengambilan di mana kamera berusaha melibatkan penonton dalam peristiwa. Seolah-olah lensa kamera sebagai mata si penonton atau salah satu pelaku dalam adegan.
GERAKAN
KAMERA
Panning
Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Pan right :
gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan.
Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.
Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.
Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Tilt up :
gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.
Track in : gerak kamera mendekati obyek
Track out : gerak kamera menjauhi obyek
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.
Track in : gerak kamera mendekati obyek
Track out : gerak kamera menjauhi obyek
Kamera video ( Video Camera Recorder ) adalah kamera
elektronik untuk menangkap gambar bergerak (Motion) dalam format video.
Kamera video sendiri dalam perkembangannya dimulai dari kamera video analog dan
berkembang menjadi kamera video digital. Di era modern, cara kerja kamera video
analog sudah banyak ditinggalkan. Karena fungsi kamera video dan kualitas yang
dihasilkan kamera video digital lebih bagus dan lebih mudah dikelola.
Prinsip kerja video kamera dapat digambarkan sebagai
berikut :
- Lensa menangkap gambar, lalu diteruskan ke bagian panel penangkap gambar. Penangkap gambar atau biasa disebut sensor CCD -yang juga berfungsi sebagai view finder- mengirimkan gambar ke LCD. Sementara pada kamera DSLR, gambar juga dilewatkan ke cermin pantulan yang merefleksikan gambar ke jendela intip (eye finder).
- Gambar yang ditangkap oleh lensa, dilewatkan pada filter warna yang kemudian akan ditangkap oleh CCD atau sensor gambar. Jarak antara lensa dan sensor ini dikenal dengan istilah focal length. Jarak ini pula yang akan menjadi faktor pengali pada lensa.
- Tugas CCD adalah merubah sinyal analog (gambar yang ditangkap oleh lensa) menjadi sinyal listrik. Pada CCD ini terdapat jutaan titik sensor yang dikenal dengan pixel
- Gambar yang ditangkap oleh sensor CCD diteruskan ke bagian pemroses gambar yang tugasnya memproses semua data dari sensor CCD menjadi data digital berupa file format gambar, serta melakukan proses kompresi sesuai format gambar yang dipilih (RAW, JPEG, dan sebagainya). Di bagian ini selain chipset yang berperan, software (firmware) dari kamera yang bersangkutan juga menentukan hasil akhir gambar.
- Proses yang terakhir adalah mengirimkan hasil file gambar dalam format yang dipilih ke bagian penyimpanan (storage) atau memory card.
- Tahapan selanjutnya adalah proses yang dilakukan di luar kamera.
Kebanyakan kamera video, jendela intip
atau eye finder sudah berwarna dan bukan hitam putih. Jarak antara lensa dengan
sensor CCD disebut focal length. Sebenarnya focal length mempengaruhi efek zoom
in ataupun zoom out. Sehingga kita bisa mengambil gambar video dari jarak dekat
atau pun jarak jauh. Gambar mengenai sensor CCD yang sangat peka terhadap
cahaya. sensor CCD memiliki jutaan sensor, semakin banyak jumlah sensor, maka
semakin detil juga video yang dihasilkan.
Kamera video mengambil input data analog berupa frekuensi sinar dan suara dan mengkonversi menjadi data digital. Gambar yang masuk ke CCD juga akan tampil di layar LCD. Sensor CCD diteruskan ke konverter sehingga mengubah data analog menjadi data digital. Konverter yang digunakan adalah konverter ADC ( Analog Digital Converters )
Dalam waktu yang bersamaan, cara kerja
kamera video juga menyimpan sinyal suara dan dirubah menjadi data digital. Data
digital disimpan dalam media penyimpanan secara terus menerus selama kamera
dalam keadaan merekam. Media penyimpanan video ada berbagai macam. VCD, DVD,
ataupun Mini DV.
JENIS - JENIS KAMERA VIDEO
Sistem kamera digital terbagi atas 3 (tiga) sistem, sistem tersebut terbagi menurut sistem televisi di dunia yaitu :
- National Television System Committee (NTSC), yangdigunakan di Amerika Serikat. System ini memiliki spesifikasi kemampuan merekam gambar 525 garis perdetik, 29 frame per second dan sumber tenaga listrik dengan frekuensi 60 hertz.
- Phase Alternate Line (PAL), sistem inilah yang di gunakan di Indonesia dan Eropa. Sistem ini memiliki spesifikasi kemampuan merekam gambar 625 garis perdetik, 25 frame per second dan sumber tenaga listrik 50 herzt.
- SECAM, sistem ini digunakan di Perancis. Sistem ini memiliki kemampuan merekam gambar 825 garis perdetik, 25 frame per second dan sumber tenaga listrik 50 herzt.
Ketiga sistem tersebut tidak sejalan satu sama lainnya. Di Indonesia system
televisi yang digunakan adalah sistem PAL dengan rasio 4:3. Selain itu jika
dilihat dari segi penggunaan kamera televisi dalam memproduksi acara televisi
terbagi atas :
- Kamera Studio
- Kamera Portable, terdiri dari :
- Kamera ENG (Electronics News Gathering)
- Kamera EFP (Electronics Field Production)
Secara umum dalam pemanfaatannya, kamera digunakan
untuk pencarian berita atau ENG (Electronic News Gathering) dan kelompok
profesional EFP (Electronic Field Production)
KAMERA STUDIO
Bentuk fisik kamera ini lebih besar dibandingkan dengan kamera elektronik lainnya. Tipe lensa yakni box lens dengan jenis zoom lens. Kelengkapan yang mendukung kamera studio yakni : Pedestal, Tripod, Rolling Tripod, Crane/Hand Crane, Porta jip dll. Selain itu dilengkapi dengan dua hand/pan bar untuk pengaturan focus, zoom maupun pergerakan kamera (Camera Movement).
Kamera ini hanya digunakan di dalam studio, selain kelengkapan di atas ada lagi kelengkapan lain yang di pasang di ruang control, seperti : CCU(Camera Control Unit), RCP(Remote Control Panel), WFM (Wave Form Monitor), Video Monitor yang berfungsi untuk setting kamera yang berada dalam studio.
KAMERA ENG
Bentuk kamera ini relatif lebih kecil dibandingkan kamera yang lain. Tipe lensanya portable lens dengan jenis zoom lens. Kamera ini di desain untuk peliputan berita karena kamera tipe ini lebih kecil dan penggunaannya relatif lebih mudah
KAMERA EFP
Kamera EFP digunakan untuk produksi di luar studio dan penyiaran langsung. Bentuk fisik kamera ini lebih kecil dibandingkan kamera studio, tipelensanya portable lens atau box lens dengan jenis zoom lens.
MEDIA PEREKAM
Bentuk fisik kamera ini lebih besar dibandingkan dengan kamera elektronik lainnya. Tipe lensa yakni box lens dengan jenis zoom lens. Kelengkapan yang mendukung kamera studio yakni : Pedestal, Tripod, Rolling Tripod, Crane/Hand Crane, Porta jip dll. Selain itu dilengkapi dengan dua hand/pan bar untuk pengaturan focus, zoom maupun pergerakan kamera (Camera Movement).
Kamera ini hanya digunakan di dalam studio, selain kelengkapan di atas ada lagi kelengkapan lain yang di pasang di ruang control, seperti : CCU(Camera Control Unit), RCP(Remote Control Panel), WFM (Wave Form Monitor), Video Monitor yang berfungsi untuk setting kamera yang berada dalam studio.
KAMERA ENG
Bentuk kamera ini relatif lebih kecil dibandingkan kamera yang lain. Tipe lensanya portable lens dengan jenis zoom lens. Kamera ini di desain untuk peliputan berita karena kamera tipe ini lebih kecil dan penggunaannya relatif lebih mudah
KAMERA EFP
Kamera EFP digunakan untuk produksi di luar studio dan penyiaran langsung. Bentuk fisik kamera ini lebih kecil dibandingkan kamera studio, tipelensanya portable lens atau box lens dengan jenis zoom lens.
MEDIA PEREKAM
- Video casset recorder (VCR)
- Video Tape recorder (VTR)
- Video Disc Recorder
Teknik Pengambilan Gambar
Video
Kamera video adalah perangkat kamera yang
digunakan untuk mengabil gambar bergerak dan menyimpannya pada media tertentu,
dimana kemudian akan dilakukan proses pengolahan.
Jenis Kamera
Video
1)
Berdasarkan Format
- Analog
- Digital
2)
Berdasarkan Media Rekam
- Betamax
- VHS
- 8mm
- VHS-C
- DV(Digital Video)
- Mini DV
- Betacam
- Memori stick
- Mini Disc
Tahapan
Memaksimalkan Penggunaan Kamera Video
Kenali dan Pahami Kamera Video
Semua alat yang akan digunakan harus benar – benar dikuasai supaya meminimalisasikan kesalahan pengambilan gambar nantinya.
Rekaman Video yang Layak Dilihat dan Disimpan
Rekaman video dikatakan layak untuk dilihat dan disimpan jika memenuhi 4 syarat : cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi.
Rekaman Video yang Layak Dinikmati
Rekaman video yang layak dinikmati harus memenuhi kaidah – kaidah sebagai berikut:
Kenali dan Pahami Kamera Video
Semua alat yang akan digunakan harus benar – benar dikuasai supaya meminimalisasikan kesalahan pengambilan gambar nantinya.
Rekaman Video yang Layak Dilihat dan Disimpan
Rekaman video dikatakan layak untuk dilihat dan disimpan jika memenuhi 4 syarat : cukup pencahayaan, fokus, stabil dan cukup durasi.
Rekaman Video yang Layak Dinikmati
Rekaman video yang layak dinikmati harus memenuhi kaidah – kaidah sebagai berikut:
- Balance, Framing, Compositions : Horizontal Lines, Vertical Lines, Thirds Ratio, Diagonal Lines, Triangle, Perspective, Looking Room, Walking Room, Head Room, Golden Mean, Background, Foreground.
- Frame Cutting Points : Extreme Close Up, Big Close Up, Close Up, Medium Close Up, Medium Shot, Medium Long Song, Long Shot, Extreme Long Shot.
- Other Types Of Shot : 2 Shot, 3 Shot, Group Shot, Over Shoulder Shot, Establishing Shot.
- Camera Movement : Panning ( Left, Right, Up, Down ), Tracking ( In, Out, Follow, Revolve ), Truck ( Left, Right ), Zooming ( In, Out )
- Camera Angle # 1 : Normal Angle, Low Angle, High Angle
- Camera Angle # 2 : Objective Camera, Subjective Camera
- Shot By Camera Positions : Face Shot, ¾ Shot, Profile Shot, Over Shoulder Shot
- · Shooting Rules : Jump Cut, Crossing The Line, Continuity
Rekaman
Video yang Selesai dan Layak Tonton
Sebuah karya videografi yang selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut ini:
Sebuah karya videografi yang selesai dan siap ditonton umumnya melewati tahap-tahap berikut ini:
- Pra Produksi : Proses perencanaan dan persiapan produksi sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan khalayak sasaran yang dituju. Meliputi persiapan fasilitas dan teknik produksi, mekanisme operasional dan desain kreatif ( riset, penulisan outline, skenario, storyboard, dsb.).
- Produksi : Proses pengambilan gambar di lapangan (shooting).
- Pasca Produksi : Proses penyuntingan di ruang editing, memadukan hasil rekaman video dengan berbagai elemen audio visual lainnya.
- Presentasi : Menyajikan hasil penyuntingan (editing) dalam format siap tonton (kaset, VCD, DVD, dsb.)
- Distribusi : Penyebarluasan karya videografi (screening, penjualan, broadcasting, webcasting, dsb.).
JENIS-JENIS
SHOT
Close Up
Shot
Shot yang menampilkan objek pada gambar lebih dekat. Misalnya dari batas bahu sampai atas kepala.
MCU (Medium Close Up Shot)
Shot yang menampilkan sebatas dada sampai atas kepala.
BCU (Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tubuh atau benda tertentu sehingga tampak besar. Misal : wajah manusia sebatas dagu sampai dahi.
ECU (Extrime Close Up)
Shot yang menampilkan detail obyek. Misalnya mata, hidung, atau telinga.
MS (Medium Shot)
Shot yang menampilkan sebatas pinggang sampai atas kepala.
KNEE SHOT
Shot yang menampilkan sebatas lutut sampai dengan atas kepala
TS (Total Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan obyek.
ES (Establish Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan objek ditambah dengan ruang di sekitarnya sebagai pemandangan atau suatu tempat untuk memberi orientasi di mana peristiwa atau bagaimana kondisi adegan itu terjadi.
Two Shot
Shot yang menampilkan dua orang/objek terlepas dari jauh atau dekatnya pengambilan gambar.
OSS (Over Shoulder Shot)
Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu pelaku atau dibelakang objek yang membelakangi, dan tampak di dalam frame. Sementara obyek utama tampak menghadap kamera dengan latar depan bahu lawan main.
POV (Point Of View)
Kemera sebagai sudut pandang pelaku atau subjek gambar (sudut pandang orang pertama).
Shot yang menampilkan objek pada gambar lebih dekat. Misalnya dari batas bahu sampai atas kepala.
MCU (Medium Close Up Shot)
Shot yang menampilkan sebatas dada sampai atas kepala.
BCU (Big Close Up)
Shot yang menampilkan bagian tubuh atau benda tertentu sehingga tampak besar. Misal : wajah manusia sebatas dagu sampai dahi.
ECU (Extrime Close Up)
Shot yang menampilkan detail obyek. Misalnya mata, hidung, atau telinga.
MS (Medium Shot)
Shot yang menampilkan sebatas pinggang sampai atas kepala.
KNEE SHOT
Shot yang menampilkan sebatas lutut sampai dengan atas kepala
TS (Total Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan obyek.
ES (Establish Shot)
Shot yang menampilkan keseluruhan objek ditambah dengan ruang di sekitarnya sebagai pemandangan atau suatu tempat untuk memberi orientasi di mana peristiwa atau bagaimana kondisi adegan itu terjadi.
Two Shot
Shot yang menampilkan dua orang/objek terlepas dari jauh atau dekatnya pengambilan gambar.
OSS (Over Shoulder Shot)
Pengambilan gambar di mana kamera berada di belakang bahu salah satu pelaku atau dibelakang objek yang membelakangi, dan tampak di dalam frame. Sementara obyek utama tampak menghadap kamera dengan latar depan bahu lawan main.
POV (Point Of View)
Kemera sebagai sudut pandang pelaku atau subjek gambar (sudut pandang orang pertama).
SUDUT
PENGAMBILAN KAMERA
1. High
Angle
Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil.
2. Normal Angle (Eye level)
Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata (titik pusat perhatian) obyek yang diambil.
3. Low Angle
Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang diambil.
Posisi kamera lebih tinggi dari obyek yang diambil.
2. Normal Angle (Eye level)
Posisi kamera sejajar dengan ketinggian mata (titik pusat perhatian) obyek yang diambil.
3. Low Angle
Posisi kamera lebih rendah dari obyek yang diambil.
GERAKAN
KAMERA
>
Panning
Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan.
Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.
> Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
> Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.
Track in : gerak kamera mendekati obyek
Track out : gerak kamera menjauhi obyek
> Follow
Kamera mengikuti obyek bergerak searah
Panning adalah gerakan kamera secara horizontal (posisi kamera tetap di tempat) dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Pan right : gerak kamera mendatar dari kiri ke kanan.
Pan left : gerak kamera mendatar dari kanan ke kiri.
> Tilting
Tilting adalah gerakan kamera secara vertikal (posisi kamera tetap di tempat) dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Tilt up : gerak kamera secara vertikal dari bawah ke atas.
Tilt down : gerak kamera secara vertikal dari atas ke bawah.
> Tracking
Track adalah gerakan kamera mendekati atau menjauhi obyek.
Track in : gerak kamera mendekati obyek
Track out : gerak kamera menjauhi obyek
> Follow
Kamera mengikuti obyek bergerak searah
GARIS
IMAGINER
Garis
imaginer digunakan untuk memberi batas posisi kamera dalam mengambil gambar
agar tidak jumping dan menjaga kontinuitas gambar. Gampangnya kita bayangkan
garis lurus yang memisahkan kiri dan kanan. Apabila kita meletakan kamera
posisi di sebelah kanan, maka untuk pengambilan berikutnya (apalagi jika kamera
tidak hanya satu) juga harus mengambil dari posisi sebelah kanan. Begitu juga
sebaliknya.
ALAT
PENDUKUNG KAMERA
- Tripod, penyangga kamera yang terdiri dari tiga kaki.
- Monopod, penyangga kamera yang hanya mempunyai satu kaki.
- Dolly, penopang kamera diatas roda yang bisa digerakkan keberbagai arah, biasanya berjalan diatas rel dan mempunyai 4 roda.
- Cam Crane, alat penopang kamera berbentuk pipa panjang yang disalah satu ujungnya diletakkan kamera dan ujung lainnya diberi pemberat.
- Jimmy Jib, semacam Cam Crane yang diberi remote head yang dikontrol oleh operator kamera.
- Filter, plastic atau kaca yang diletakkan diatas lensa kamera untuk memberikan suasana tertentu.
Tips Merekam
Video Dengan Sempurna
Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus.
Jika memungkinkan, selalu pergunakanlah manual focus.
- Atur white balance pada setiap perpindahan lokasi atau pergantian sumber pencahayaan.
- Jika melakukan pengambilan gambar di luar ruangan (outdoor shooting), posisikan matahari di belakang anda. Begitu juga sumber pencahayaan lainnya.
- Gunakan tripod atau alat bantu lainnya.
- Dalam kondisi rekaman tanpa alat bantu (handhelds), pegang dan kendalikan kamera video Anda sedemikian rupa agar hasil rekaman tetap stabil (andaikan sebagai secangkir kopi panas).
- Gunakan zooming hanya untuk menata komposisi ambilan gambar. Hindari penggunaannya pada saat merekam (rolling), kecuali jika ada maksud untuk tujuan tertentu atau memang disengaja karena hasil rekaman akan diproses lebih lanjut (editing).
- Shoot to edit. Pastikan untuk memproses lebih lanjut setiap hasil rekaman Anda (editing). Untuk itu, rekaman video harus diciptakan dan dipersiapkan sedemikian rupa agar siap untuk diproses lebih lanjut (variasi dan kelengkapan gambar, durasi setiap shot, menghindari fasilitas kamera yang tidak diperlukan, dsb.)
- Jaga durasi setiap shot. Jangan terlalu panjang dan monoton (tanpa variasi), namun juga jangan terlalu pendek. Minimal antara 8 hingga 10 detik. Tidak ada batas maksimal karena tergantung action yang direkam. Namun sebaik sudah mulai merekam 3 hingga 5 detik sebelum action berlangsung. Berikan durasi yang sama setelah action berlangsung.
- Jaga setiap shot dalam kondisi steady tanpa pergerakan kamera, setidaknya selama 10 detik. Jika suatu shot akan berisi pergerakan kamera, berikan awalan dan akhiran dalam kondisi steady dengan durasi setidaknya 3 hingga 5 detik.